Please sign in so that we can notify you about a reply
“Itulah kali terakhir aku melihat mayatku sendiri. Dia pergi tanpa menjamah makan malam. Betapa malang nasibnya - mati dan terpaksa pergi dengan penuh aib. Rahsia hidupnya akan mereput di dasar tasik. Derita yang dipikulnya tidak mampu diungkapkan pada dunia.”
Zainal tetap sahaja Zainal - dia hanya menulis dua jenis cerpen: yang best dan yang tak best. Matinya Saksi Yang Lupa Makan Malam menghimpunkan 10 buah cerpen realisme magis yang best-best.
104 pages, Paperback
Published March 1, 2020
No reviews found